Minggu, 02 Oktober 2011

Janji Dokter

Endog menemui dokter spesialis kelamin untuk berkonsultasi soal keluhannya.“ Dok, saya punya masalah, tapi Dokter harus janji dulu untuk tidak tertawa yah?”
“Tenang. Saya janji tidak akan tertawa. Itu melanggar sumpah kedokteranku,” jawab dokter bersahaja.
Endog langsung menurunkan celananya, burungnya ternyata kecil sekali, mungkin diameternya hanya sebesar pensil 2B.
Melihat ‘barang’ yang hanya seadanya itu, dokter tak kuat menahan tawanya, dia tertawa terpingkal-pingkal, sampai berguling-guling dilantai.
Kira-kira lima menit, baru dia dapat mengendalikan emosinya. “Maaf Mas.
Hhh.. hh.. Saya kelepasan. Saya janji tidak akan tertawa lagi.
Nah, sekarang masalah Saudara apa ?” kata dokter, berjuang keras menyembunyikan sisa tawanya.
Janji Dok ya, dokter tidak akan tertawa lagi,” pinta Endog.
Karena merasa sudah mengingkari janji pada pasiennya, sang Dokter kembali
berjanji di depan Endog, “Baiklah saya tidak akan tertawa, kalau tertawa kamu
boleh pukul saya !” Endog mulai ngomong dengan nada sedih, “ Begini Dok, burung saya sudah tiga hari ini bengkak kayak begini…”
Dokter : “Wakakkakaka.. hahahhaha.. hihihi.. hahahha”

mirip artis

Mirip Rano Karno

Dari Wakakapedia, ensiklopedia humor bebas berbahasa Indonesia.
Rano Karno
Rano Karno
Pada suatu hari, ada seorang perempuan muda naik bus. Perempuan itu mengambil tempat duduk bersebelahan dengan seorang bapak muda berkumis berumur sekitar 40-an. Sewaktu melihat bapak itu, perempuan itu setengah kaget dan langsung nyeletuk kegirangan.
“Eh?! Bapak sepertinya sering muncul di TV ya? Bapak, emm …? Bapak Rano Karno ya …?”
“Bukan, mbak. Saya bukan Rano Karno …” jawab bapak itu sambil tersenyum.
“Ah, beneran? Bapak pasti Rano Karno! Saya ngefans banget lho sama bapak!!”
“Ah, mbak ini … Beneran, mbak, saya bukan Rano Karno …” jawab bapak itu dengan kalem.
“Ayo deh, ngaku deh, Pak?! Bapak lagi menyamar jadi orang biasa ya …? Kok naik bus? Biar gak ketahuan kalau bapak Rano Karno kan?”
“Aduh, mbak ini … Asli, mbak, saya bukan Rano Karno. Saya dari kampung kok, mbak, ndak mungkin kalau saya Rano Karno …” bapak itu mencoba menjelaskan.
“Memang artis suka gitu kok, Pak, biar tidak mengundang perhatian. Udahlah, Pak, ngaku aja … Asyik deh bisa duduk bareng sama Rano Karno di bus, hihihi …, ayo dong, Pak, ngaku aja deh!!” dengan PD-nya perempuan itu memaksa si bapak untuk mengaku.
Kembali bapak itu bilang bahwa dia bukan Rano Karno, tapi perempuan itu terus mencecar dengan pertanyaan dan mendesak si bapak untuk mengaku.
“Bener,deh, sumpah! Bapak pasti Rano Karno! Ayo, ngaku, Pak!!”
Lama-lama, bapak itu merasa terganggu dan mulai hilang kesabarannya karena terus dipaksa untuk ngaku. Dengan jengkel, bapak itu menjawab dengan nada tinggi dan mata agak melotot,”Ya udah, mbak! Saya Rano Karno. Puas, mbak?! Terus, kalau saya Rano Karno, mbak mau bilang apa lagi?!!”
Mbak itu senyum-senyum lemes sambil menjawab,”Kok gak mirip ya …?”
Bapak : “#@%%*!!!!$$X//!!!”

Janji Dokter

Endog menemui dokter spesialis kelamin untuk berkonsultasi soal keluhannya.
“ Dok, saya punya masalah, tapi Dokter harus janji dulu untuk tidak tertawa yah?”
“Tenang. Saya janji tidak akan tertawa. Itu melanggar sumpah kedokteranku,” jawab dokter bersahaja.
Endog langsung menurunkan celananya, burungnya ternyata kecil sekali, mungkin diameternya hanya sebesar pensil 2B.
Melihat ‘barang’ yang hanya seadanya itu, dokter tak kuat menahan tawanya, dia tertawa terpingkal-pingkal, sampai berguling-guling dilantai.
Kira-kira lima menit, baru dia dapat mengendalikan emosinya. “Maaf Mas.
Hhh.. hh.. Saya kelepasan. Saya janji tidak akan tertawa lagi.
Nah, sekarang masalah Saudara apa ?” kata dokter, berjuang keras menyembunyikan sisa tawanya.
Janji Dok ya, dokter tidak akan tertawa lagi,” pinta Endog.
Karena merasa sudah mengingkari janji pada pasiennya, sang Dokter kembali
berjanji di depan Endog, “Baiklah saya tidak akan tertawa, kalau tertawa kamu
boleh pukul saya !” Endog mulai ngomong dengan nada sedih, “ Begini Dok, burung saya sudah tiga hari ini bengkak kayak begini…”
Dokter : “Wakakkakaka.. hahahhaha.. hihihi.. hahahha”
Endog :”Buk…Bux, buk”.

Jika Orang PLN Tahu

Jika Orang PLN Tahu
Satu pasangan muda sangat bersuka cita demi mengetahui sang isteri hamil muda. Namun sebelum mendapat kepastian dari dokter, mereka sepakat untukmerahasiakan kehamilan tsb.
Isteri: “Pa, nggak usah diomongin dulu ya…takut gagal, ‘kan nggak enak kalau sudah diomong?in”
Suami: “Oke deh ma, janji nggak bakalan diomongin sebelum ada konfirmasi dokter”

Lagi asik mereka ngobrol tiba-tiba
datang karyawan PLN
ke rumah mereka untuk menyerahkan
tagihan dan denda
atas tunggakan rekening listrik mereka
bulan yang lalu.
Petugas PLN : “Nyonya terlambat 1 bulan.”
Isteri : “Bapak tahu dari mana…???? Papa… Tolong nih bicara sama orang PLN ini…!”
Suami : “Eh, sembarangan… bagaimana anda bisa tahu masalah ini?”
Petugas PLN : “Semua tercatat di kantor kami,Pak.”
Suami (tambah sengit): “Oke, besok saja saya ke kantor Bapak untuk menyelesaikan masalah ini!”
== Esoknya Di Kantor PLN… ==
Suami : “Bagaimana PLN tahu rahasia keluarga saya?”
Karyawan PLN : “Ya tahu dong, lha wong ada catatannya pada kami!”
Suami : “Jadi saya mesti bagaimana agar berita ini dirahasiakan, Pak?”
Karyawan PLN : “Ya mesti bayar dong Pak!”
Suami (sialan gue diperes nih!) : “Kalau saya tidak mau bayar,bagaimana?”
Karyawan PLN : “Ya punya Bapak terpaksa kami putus…”
Suami : “Mati akuu…? Lha, kalo diputus…nanti isteri saya bagaimana…?”
Karyawan PLN : “Kan masih bisa pakai lilin!!!!”
Suami : “!@#!@$!$!@??????????!#!@#!@#!@#?????????????? ?”